Langsung ke konten utama

HIDUP SEHAT DENGAN MEMAAFKAN

Bismillahirrahmanirrahiim

Assalamualaikum Wr. Wb. Dan semangat Pagi Sobat Indonesia !

Sore ini adalah sore yang sangat menarik, lalulintas begitu padatnya. Tampak dari jendela ruang dimana saya sedang menulis tulisan ini. Hmmm..sore ini merupakan awal dimana memasuki bulan Ramadhan, esok harinya umat muslim akan menjalankan ibadah puasa. Sehingga sore ini, banyak sobat muslim ingin bergegas pulang lebih awal untuk menikmati sore pertama untuk tarawih dan persiapan sahur bersama keluarga. Terpantau sejak jam 15.30..lalu lintas tampak “pamer paha” – padat merayap pelan-pelan dan hati-hati...sabar, sabar, sabar!

Seperti kebanyakan penulis lainnya, situasi seperti ini mengusik ruang imaji untuk menggambarkan pada situasi kemacetan yang luar biasa yang dirasakan setiap harinya.”MACET”ini bukan hanya ada di jalan saja..pekerjaan pun juga sering mengalami kemacetan ide, solusi atau kemacetan komunikasi dan bahkan hingga kemacetan hubungan. Sobat pembaca sering merasakan hal tersebut. Terkadang apa yang sudah direncanakan tidak sesuai dengan kondisi faktual yang dikerjakan dan terjadi. Ini baru namanya MASALAH. Pasti rasanya ketemu kata “itu” jadi buat MARAH, GRRR...GRRRR...GERAM ! hayoo siapa yang pernah dan mungkin sering merasakan hal ini hayoo ngacung?. saya yang akan mengangkat tangan tanda setuju.

Yen dipikir..pikir, analisis pribadi saya..., Marah itu karena adanya kejadian ( faktual) yang tidak sesuai harapan (pikiran). Jadi...malu juga ya...yang buat masalah itu sebenarnya diri kita sendiri. Terkadang kita berharap rekan kerja kita menerima ide yang kita sampaikan, ternyata TIDAK! Padahal ide itu dibuat tiga hari tiga malam tanpa tidur. Atau berharap menuju kekantor pagi hari plus pagi “buta” dengan harapan tidak terjebak kemacetan..eh ternyata eh ternyata...ada truk pengangkut pasir yang mogok di tengah jalan. Hadeeeh...sederhana namun bisa buat naik pitam! Bagaimana jika dari bangun, berangkat ke kantor, hingga pulang kantor kita menemukan permasalahan secara bertubi-tubi, bakalan hidup ini menjadi berbalik memusuhi diri!

Prinsipnya, begitu banyak persoalan di kehidupan kita ini, yang tahu-tahu bisa menaikkan emosi kita, dan akhirnya meledakkan amarah kita. Kemudian untuk seterusnya, hidup kita selalu diselimuti berbagai rasa benci dan dendam terhadap banyak hal dan terhadap beberapa orang. Padahal, terus-menerus memendam kemarahan hanya akan merugikan diri sendiri. Bahkan apabila rasa benci itu terus menguasai, akibatnya kita berisiko menderita berbagai penyakit. Orang yang tidak bisa memaafkan umumnya akan merasa lebih cemas, takut, dan pemarah. Kebencian kronis memiliki efek yang dapat melemahkan kesehatan. Karena kebencian tersebut akan menimbulkan kemarahan, rasa bersalah, permusuhan, dan sakit hati dari waktu ke waktu. Meledaknya emosi bisa melepaskan hormon kortisol, yang bisa berakibat buruk bagi kesehatan.

Penelitian menggunakan teknologi canggih pencitraan otak seperti tomografi emisi positron dan pencitraan resonansi magnetik fungsional berhasil mengungkap perbedaan pola gambar otak orang yang emosi dan yang tidak emosi. Orang yang emosi terkait erat dengan sikap marah, yang berdampak pada penurunan fungsi kekebalan tubuh. Mereka yang tidak memaafkan memiliki aktifitas otak yang sama dengan otak orang yang sedang stres, marah, dan melakukan penyerangan (agresif).

Demikian pula, ada ketidaksamaan aktifitas hormon dan keadaan darah si tidak emosi dibandingkan dengan si pendendam atau si pemarah. Pola hormon dan komposisi zat kimia dalam darah orang yang emosi bersesuaian dengan pola hormon negatif yang terkait dengan keadaan stres. Sikap emosi cenderung mengarah pada tingkat kekentalan darah yang lebih tinggi. Keadaan hormon dan darah sebagaimana dipicu sikap emosi ini berdampak buruk pada kesehatan. Raut wajah, daya hantar kulit, dan detak jantung termasuk yang juga diteliti ilmuwan dalam kaitannya dengan sikap tidak emosi. Sikap emosi memiliki tingkat penegangan otot alis mata lebih tinggi, daya hantar kulit lebih tinggi dan tekanan darah lebih tinggi. Sebaliknya, sikap tidak emosi meningkatkan pemulihan penyakit jantung dan pembuluh darah.

KONTROL DIRI!. Contohnya, ketika memikirkan sesuatu, atau berbicara tentang sesuatu hal, lalu tiba-tiba merasakan emosimu mulai naik, maka ‘alarm’ harus segera berbunyi untuk menyadarkan otak dan logika. Tujuannya agar tidak terlalu jauh terseret ke dalam amarah merasuki batin dan pikiran, gara-gara emosi yang timbul tadi. Segeralah, kamu memaafkan. Memaafkan segalanya, memaafkan semua orang, dan TERIMALAH.

“Sorry is the hardest word to say”. Begitulah sebuah kalimat terkenal untuk menggambarkan betapa sulitnya memberi dan meminta maaf. Bukan hanya memaafkan orang lain, terkadang memaafkan diri sendiri juga bukan perkara mudah. Dibutuhkan pengorbanan dan keberanian.
TERNYATA, bahwa belajar memaafkan memberikan banyak manfaat kesehatan, beberapa diantaranya adalah meningkatkan respon imun, menurunkan tekanan darah,meningkatkan kualitas tidur,mengurangi kecemasan dan depresi,meningkatkan harga diri, dan memberikan kamu ketenangan pikiran.

Poin-poin di atas hanya sebagian kecil manfaat yang ditawarkan kepada kita, dengan memaafkan orang lain. Jadi, mengapa kita tidak mencoba untuk menanamkan kebiasaan tersebut mulai dari sekarang untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang begitu banyak.

Satu atau dua kejadian buruk di masa lalu janganlah sampai terus menghantui pikiran hingga mempengaruhi kehidupan kita saat ini. Lepaskanlah yang sudah berlalu. Petiklah pembelajaran dari setiap kejadian, khususnya hal-hal yang buruk pernah melalui kita. Yang lalu menjadi pembelajaran perbaikan kualitas diri dalam menghadapi tantangan berikutnya, karena hidup akan terus berjalan. Oleh karena itu, perlu untuk seseorang belajar memaafkan diri sendiri dan orang lain! karena akan banyak kerugian jika rasa emosi dan amarah serta penyesalan bergelayutan padadiri sendiri secara fisik dan mental.

RAMADHAN telah tiba ! waktunya untuk mulai mengenal diri kembali dan mengevaluasi kedekatan diri dengan sang Khalik dan hubungannya dengan Sobat-Sobat lainnya. Menjalin ukhuwah secara vertikal dan horisontal dalam Ramadhan ini akan menjadi ajang melatih diri untuk mengkontrol diri. Dari pola kebiasaan yang biasa dilakukan di bulan lain, seperti makan, berbicara dan masih banyak hal kemanfaatan dan kebaikan pada bulan Ramadhan ini.

Bagi Sobat Muslim, Selamat Menjalankan Ibadah Puasa di Bulan Ramadhan, semoga kita semua dapat memperbaiki kekurangan yang ada untuk meningkatkan kualitas menjadi tuan bagi diri sendiri dan bermanfaat bagi Sobat yang lain dan lingkungan...amiin.

Tetap Belajar dan Berbagi untuk Indonesia Lebih BAIK...Salam SOBAT!

Wicaksana, 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rubah dan Kambing

Suatu hari seekor Rubah sedang berjalan di tengah hutan..  Disitu ada sebuah sumur tua yang airnya jernih sehingga dia bisa bercermin..  Karena asyik bercermin, tanpa sengaja dia tercebur dan tidak bisa keluar..  Beberapa saat kemudian ada seekor Kambing datang ke sumur itu..... Kambing itu bertanya,  "Apa yang kamu lakukan?" "Aku sedang menikmati Air termanis yang pernah kuminum" jawab Rubah...  Kambing pun berkata, "Alangkah senangnya bila aku juga bisa menikmatinya"  Rubah pun berkata, "Kenapa kamu tidak bergabung bersama ku?"  Tanpa Pikir Panjang, Kambing itu masuk ke dalam sumur dan Rubah segera Melompat dengan memanjat punggung Kambing lalu meninggalkannya... Kini giliran Kambing yang tidak bisa keluar dari sumur.. Kambing pun merasa ditipu dan dimanfaatkan oleh Rubah...... (Catatan) : Sikap Terburu-buru tanpa Pikir Panjang selalu membuat kita Melakukan Kesalahan-kesalahan yang sebenarnya tidak perlu terjadi.. Apalagi jika kita Mudah tergi

Pangawikan Pribadi (Pengenalan Diri)

"Di atas bumi dan di bawah langit ini tidak ada yang pantas dicari-cari (diburu) ataupun ditolak (disingkiri) secara mati-matian." (Ki Ageng Suryomentaram) Dunia berputar dengan perubahan yang cepat luar biasa. Perubahan terutama menyangkut aspek perilaku, perasaan, dan pikiran manusia. Pikiran manusia merupakan asal dari segala perubahan.              Bila pikiran kita jernih, keheningan jiwa dapat dirasakan, dan perilaku menjadi tenang, mendatangkan ketenangan dalam kehidupan di sekeliling kita. Sebaliknya, bila pikiran berantakan, perasaan atau jiwa kita terasa kacau, dan perilaku kita juga mengacaukan kehidupan di sekeliling kita.              Dari mana datangnya kejernihan pikiran? Ini merupakan inti persoalan hidup kita jika kita ingin merasakan kebahagiaan sejati dalam meng-arungi hidup dalam keadaan seperti apa pun. Sebagian dari kita tidak memedulikan hal ini, dan menjalani hidup secara serampangan mengikuti arus kehidupan materi yang adanya di luar diri

MORAL DI BALIK KISAH WAYANG

Kisah wayang adalah kisah tentang wayang, kisah tentang tokoh-tokoh yang barangkali sebetulnya tidak pernah ada di dunia ini. Besar kemungkinan, tokoh-tokoh ini diciptakan oleh pengarangnya, sebagai simbol gejala gejala yang dianggapnya hadir di dunia. Harus diingat bahwa kisah wayang berasal dari India, sebuah negara dengan latar belakang budaya yang berbeda dengan negara atau bangsa lain. Banyak orang di India yang percaya adanya para dewa. Karena itu, tidak mustahil bahwa salah satu tokoh wayang, adalah simbol dari dewa tertentu. Juga ada kemungkinan bahwa salah satu tokoh, adalah simbol dari nafsu tertentu, atau bahkan simbol dari ilmu tertentu. Dugaan bahwa tokoh-tokoh wayang hanya merupakan simbol-simbol tertentu, menyebabkan kisah wayang harus diitrepretasikan secara sangat berhati-hati. Kita harus menyadari bahwa di balik kisah wayang, ada ajaran-ajaran tertentu yang diberikan secara tersamar. Untuk menangkap ajaran tersamar itu, ada baiknya kita mulai denga