Semangat pagi SOBAT Professional....
Senang dapat kembali di “dapur rekaman” ini. Sebelumnya saya
mengucapkan “selamat menjalankan ibadah puasa di Bulan yang penuh berkah,
rahmat dan ampunan bagi umat muslim” semoga mendapatkan kutamaan dan kemuliaan
serta keikhlasan dalam menjalani bulan Ramadhan ini. Amiin.
Teringat hampir sebulan yang lalu, saat perjalanan menuju
Institut Kemandirian Dompet Dhuafa memenuhi undangan untuk berbagi pengalaman
dan menimba ilmu dari para peserta pelatihan yang diadakan IKA Dompet Dhuafa.
Siang itu, sudah mendung, saya diantarkan sahabat kantor saya ke seberang
Gandaria City. Untuk melanjutkan dengan TAXI. Namun ada sekitar setengah jam,
semua TAXI yang lewat “enggan” untuk berhenti, padahal mereka kosong! Setelah
beberapa kali mencoba...akhirnya ada TAXI yang berhenti. Alhamdulillah
kekhawatiran saya untuk datang terlambat mulai berkurang. Saat masuk, saya
melihat sopir taksi menggunakan “kupluk” berwarna putih, segera saya menyapa
“Siang Pak Haji. Apakah Pak Haji tahu area Islamic Center di Karawaci?” Sopir
itu menjawab dengan santun, “insyaAlloh saya tahu Pak”. Waaah !! betapa
senangnya saya, tidak perlu mencari lokasinya lagi.
Lima belas menit kemudian, “wah ..! pasti akan membosankan
perjalanan tanpa kata-kata ! pikir saya. “Pak Haji ...Putranya berapa Pak?”
pertanyaan saya. “ Alhamdulillah...dua Pak, satu putra saya sering mengajarkan
ngaji atau bahasa arab, juga bahasa inggris, dan Cina..Pak.” kemudian ia
melanjutkan lagi, “sekarang lebih banyaknya membuka les privat untuk matematika
SMP.” “lulusan mana nih?” pikir saya. “Bisa 3 bahasa dan pandai matematika.”
Bapak sopir TAXI melanjutkan pembicaraan lagi. Akhirnya
perbincangan yang menarik berakhir di pelataran Islamic Center. Hingga keluar
TAXI, saya masih merinding dan takjub akan cerita sopir TAXI tersebut. Ia
memiliki 2 orang putra, yang pertama berstatus mengajar di sekolahan swasta di
jakarta dengan konsentrasi sebagai guru bahasa Cina. Kenapa dirinya mahir dalam
3 bahasa, karena ia dapatkan dengan memberikan dan bertukar pengetahuan dan
ketrampilan dengan guru bahasa lainnya. Demikian juga yang anak keduanya, saat
ini bekerja di perusahaan telkomnya singapura. Saya takjub mendengar cerita
supir TAXI tersebut. Bagian yang tidak saya lupakan ketika ia katakan bahwa
kehidupan yang ia miliki ia dedikasikan untuk anak-anak dan istrinya. Pekerjaan
yang ia geluti sejak tahun 1987 hingga saat ini telah membuahkan keberhasilan
untuk anak-anaknya.
Tidak kalah takjubnya, yang sampai saat ini tidak dapat saya
lupakan adalah, ketika ia bercerita dirinya pernah menjadi pria yang
“blangsak”. Pada saat itu pikiran saya sudah kemana-mana. Pasti terkait wanita,
mabuk atau judi. Sangat terkejut ketika ia mengatakan bahwa saat (blangsak) ia
jauh dari sang Khalik alias tidak sholat! Sehingga saya mengetahui kunci
keberhasilan yang dimiliki olehnya.
Perjalanan Spiritual yang menajubkan. Sepertinya semua telah
diatur olehNya, sehingga saya mendapatkan pencerahan dalam menghadapi
kehidupan.
Pada saat yang berbeda, dua hari setelah kejadian supir
Taxi. Saya mengantarkan ponakan saya untuk mencetak tugasnya di tempat
fotocop-an. Awalnya saya tidak tertarik mengantarkannya untuk antri dicetakkan
tugasnya. Nah...tidak berapa lama, ada dua orang remaja putri dan menggunakan
jilbab datang membawa beberapa lembar kertas dan minta untuk diperkecil dan diperbanyak
sejumlah 12 lembar ! Waaah pikirku....mungkin sama dengan yang dipikirkan
Sobat. Yap! Untuk bahan mencontek. Teringat lagu Padyangan Project, plesetan
lagu Take That “Back For Good” menjadi “mencontek”.
Proses dan Instant!..dua pengalaman di atas menggambarkan
dua hal yang paradoks, antara kualitas sesungguhnya dan mengejar “kualitas”. Tidak
dapat dipisahkan bahwa proses merupakan bagian yang sangat utama dalam
menentukan sebuah kualitas. “Patience and Persistance” yang digambarkan dalam film
yang diangkat dari kisah nyata tentang seorang salesman yang bernama Bill
Porter untuk perusahaan Watkins yang mengidap cerebral palsy, yaitu kelainan
pada otaknya, yang dapat lebih dari sekedar bertahan namun juga berprestasi
menjadi seorang salesman terbaik pada tahun 1989 mengungguli dari teman-teman
sales "normal" lainnya.
Hal yang serupa digambarkan oleh seorang supir TAXI yang
saya kenal secara singkat menunjukkan karakter manusia sesungguhnya. Dalam
konsep SOBAT atau Semua Orang Bisa Hebat...bukan HEBAT dengan mengalahkan orang
lain, atau menunjukkan menjadi juara, dengan berbagai cara dan jalan...namun
HEBAT ini adalah...Manusia memang telah dirancang dengan HEBAT. Sehingga bagi
siapa yang dapat mengendalikan ke-HEBAT-annya ini, ia akan menjadi tuan untuk
dirinya sendiri. Dan dirinya kembali menemukan KEMANUSIAANNYA kembali!
Berbeda dengan gambaran kisah para remaja putri yang sedang
melakukan fotocopy. Kesalahan bukan pada diri mereka semata. Jadi kita tidak
dapat menghakimi akan perbuatannya ini. Hanya sebuah fenomena dimana antara
keyakinan religius hanya sebatas atribut dan gerakan ibadah saja, belum bersatu
dengan namanya aktifitas keseharian dari membuka mata hingga akhir menutup
mata. Diperburuk dengan pengaruh lingkungan yang berkontribusi sangat besar
dalam pembentukan prilaku dan karakter pada remaja ini. Sebut saja,
permasalahan yang kasat mata di sekitar kita, yaitu ketidak seiusan dalam
mengerjakan banyak hal! Seperti jalan yang sudah diperbaiki kembali cepat
rusak, atau seorang guru yang melarang muridnya untuk tidak merokok namun
gurunya adalah perokok aktif dan sebaginya!...hilang kepercayaan! Para remaja
ini belajar dari lingkungan, sehingga mereka melakukan hal-hal ini. TIDAK ada
satupun yang dapat MELARANG mereka melakukan ini! baik tukang foto copy,
konsumen yang lainnya, dan SAYA sendiri. Hanya diam memandang “KEBURUKKAN”
terjadi di depan mata! Dan hanya BERANI menulis dalam tulisan malam ini!
Perjalanan peradaban Bangsa yang luhur ini berangsur-angsur
meredup, menanti hilang dalam kebisingan kapitalisme dimana yang “KELIHATAN”
menjadi lebih utama untuk dikejar, tidak peduli kalau dipakai akan “KEDODORAN”
dan yang akan tampak adalah ATRIBUT-nya dibandingkan KITA sendiri...akankah
kita mendapatkan hal ini di masa yang akan datang! Melihat anak-anak dan
generasi yang akan datang hanya akan menjadi cerita bahkan dongeng kalau BANGSA
BESAR ini pernah ADA!
“Mulai dari diri, tidak usah bicara MEREKA...kembali ke
diri,..kembali pada kemanusiaan, dan kembali pada KEHEBATAN yang kita miliki.”
Tetap Belajar dan Berbagi untuk Indonesia lebih baik...!
Wicaksana, Makassar 2014
Komentar